Tabloid Posmo

Membuka Mata Batin

Bencana Nusantara Ibarat Membangun Candi Sapta Agra

Nusantara terus diguncang gempa, dari ujung Barat hingga ujung Timur getaran bumi memporak-porandakan tanah kepulauan Indonesia. Seolah telah muntab dari segala kejadiannya, bencana mengerikan ini membuat pemimpin bangsa dan rakyat ini hanya bisa pasrah. Lantas apa sebenarnya yang terjadi?  RANGKAIAN bencana terus terjadi di negeri ini, dari tsunami di Serambi Mekkah, letusan Gunung Talang (Minang), gempa Bengkulu dan letusan Gunung Merapi. Justru makin parah karena disusul gempa Yogya yang memporakporandakan kota seni itu. Dengan gempa yang ada, sebagian kota Yogyakarta remuk, demikian juga dengan kawasan Klaten dan Bantul yang menelan korban hingga diatas 7000 jiwa itu.Setelah Yogyakarta berkecamuk, amarah alam pun kembali bergeser ke arah barat, yakni wilayah Kebumen, Cilacap dan ke wilayah Jawa Barat, yakni Pangandaran. Didaerah ini gempa disertai gelombang pasang (tsunami) pun memporakporandakan daerah pesisir dan meminta tumbal jiwa.Tak hanya itu, belum ada sepekan, gempa dengan kekuatan 6,2 pada skala richter yang berpusat di Selat Sunda, tepatnya dibawah laut dekat pulai Panaitan, Ujung Kulon, Banten menggoyang ujung Jawa ini, Jakarta pun langsung bergoncang, warga berlarian dalam suasana panik. Kini rembetan gempa di dasar laut seolah terus memburu dan membunuh wong cilik, tengok saja dalam sepekan ada titik baru gempa tersebut mengguncang nusantara ini, diantaranya di Banyuwangi, Bali, NTT, Sulawesi, Maluku dan Papua. Mengapa Nusantara Bergolak?Memang secara diskusi ilmiah masalah gempa dan gunung berapi, semua yang terjadi di nusantara ini dianggap wajar dengan adanya letak geografis nusantara yang berada pada pertemuan Lempengan Tektonik Bumi antara Australia dan Asia. Sebagian besar masyarakat kita mengartikan warning atau isyarah alam tersebut sebagai bagian dari ujian Tuhan pada bangsa ini, namun sebagian lagi menganalisanya semua yang terjadi di nusantara ini karena pembesar atau pemimpin bangsa ini yang telah kehilangan ‘pusaka’nya seperti dalam cerita budaya nenek moyang. Candi Sapto ArgoDalam dunia kultur budaya nenek moyang negeri ini, yang sekarang telah banyak ditinggalkan oleh generasi penerus, terutama pembesar atau punggawa nusantara. Semua terjadi karena lantaran. Bila orang linuwih mengevaluasi apa yang sebenarnya terjadi, maka mereka selalu berkaca pada babad Pandawa yang lagi membangun Candi Sapto Argo. Konon dalam pembangunannya, bila candi tersebut pagi dibangun, maka malam harinya runtuhlah candi yang telah jadi itu. Demikian juga kalau dibangun pada malam hari, maka pada pagi harinya bangunan tersebut kembali roboh, dan begitu seterusnya dalam membangun sebuah candi Sapto Argo. Sehingga kaum Pandawa disibukkan hanya oleh pembangunan yang selalu jatuh bangun. Namun apa yang menjadi penyebabnya? Setelah menelisik ke segala penjuru, maka para linuwih tersebut membuat suatu kesimpulan sebab-sebab jatuhnya pembangunan candi tersebut. Akhirnya dituangkanlah dalam kesepakatan para penasihat-penasihat Raja tersebut, bahwa sang Raja atau Kerajaan Negeri itu telah kehilangan suatu pusaka andalan negeri yang seharusnya dipegang di tangan Sang Raja. Pusaka tersebut adalah Jamus Kalimasada telah lenyap dan hilang dari tangan Sang Raja yang ternyata dicuri oleh Ratu Jin, yang bernama Mustokoweni.Jadi raja tidak memiliki lagi pusaka andalan untuk memimpin negeri itu. Pusaka Kalimasada merupakan simbolik sakral yang diidentikkan di sini dengan Wahyu Keprabon telah lenyap dari tangan Sang Raja. Dan Dewi Mustokoweni bebas memporak-porandakan pembangunan Candi Sapto Argo.Sementara sebagian linuwih ibukota banyak mendapatkan isyaroh gaib dan mencocok-cocokkan dengan keadaan di negeri yang bernama nusantara ini. “Pembangunan negeri ini selalu diguncang bahkan diporak-porandakan dengan musibah dan bencana yang silih berganti. Sementara Mustokoweni, jin wanita perusak itu diidentikkan dengan Nyai Roro Kidul, penguasa Laut Selatan, yang abadi dalam cerita-cerita mitos rakyat kebanyakan di negeri ini, khususnya yang berada di Pulau Jawa dan bersentuhan dengan Laut Selatan.”jelas Empu Pitrang Susilo pada posmo di Istana Negara.Lantas kapan selesainya bencana ini? Dan kapan Nusantara bisa kembali bangkit membangun negeri impian? “Dalam telisik kami, kapan selesainya pembangunan Candi Sapto Argo itu, tentunya tergantung pada kembalinya Pusaka atau Wahyu Keprabon itu kepada tangan Sang Raja. Karena dalam cerita tersebut konon adalah Ki Lurah Semar Badranaya, Sang Dewa Sakti yang ngejawantah menjadi rakyat kecil Ki Lurah Semar yang juga mempunyai nama Kiai Sampurno Jati itulah yang bisa mengembalikan Wahyu Keprabon itu kepada Sang Raja. Maka tidaklah berlebihan apabila raja atau presiden terlama nusantara ini, yakni Pak Harto selalu mengkultuskan atau meneladani perilaku tokoh Semar yang legendaris dan penuh mitos tetapi nyata,” ujarnya.

Agustus 10, 2006 - Posted by | Terawang

42 Komentar »

  1. Saya mau mencari buku atau kelajutan ramalan sabdo palon dan rerat darmogandul. mohon bantuanya.
    tanks sebelumnya.

    Agung ngurah wisnu

    Komentar oleh agung wisnu | Maret 14, 2007 | Balas

    • Agung Wisnu saya punya buku serat darmogandul, yang ditulis oleh pengarangnya mempergunakan nama Kalam Wadi.
      No. HP saya 081 337 970995

      Komentar oleh suparyana | Mei 4, 2012 | Balas

    • SALAM KOMPAK SELALU.dan selamat buat yg JUPE hari ini.
      KALAU ANDA INGGIN MAU TAU INFO TOGEL, KENAL,KAN NAMA AWA PAK KEFING, KAMI TINGGAL SARAWAK PEKERJAAN USAHA KECI-KECI LAH, DAN TUKAN MASAK DI RESTORAN ,SELAMA KAMI KENAL YANG NAMANYA AKI SOLEH NASIB KAMI TIDAK SEPERTI YANG DULUH KAMI SANGAT BERTERIMA KASIH KEPADA KY SOLEH BERKAT ANGKA YANG DI BAGI SAMA BELIAU.DAN ALHAMDULILLAH TEMBUS.DAN KAMI MINTAH ANGKA,4D…5DDAN 6D

      ANGKA NAIK YAITU,DI.
      SPORTS,TOTO 4D,5D, 6D , 7-3-6-7-9-3
      SIAPA TAU AWA SEMUA MAU SILAH KAN GABUNG SAMA KAMI,DI BOCORAN RAMALAN TOGEL,AKI SOLEH

      DAN KAMI BERSUKUR HASIL PASANG TOGEL TGL,11,06 ,2014
      .
      SEMUA UTANG UTANG DLM KELUARGA KAMI KINI DPT TERLUNASI SEMUA,KAMI PUN BISAH MEMBUKA USAHA KEMBALI,WALAUPUN ITU DGN CARA PASANG TOGEL, ITU MERUPAKAN RESKI BAGI KAMI SE- KELUARGA ,JADI YG SERING KALAH DLM PERMAINAN TOGEL HUBUNGI AKI/SMS KE NMR INI,082-313-336-747KESUSAHAN ANDA DALAM MAIN
      TOGEL DI,JAMIN [3] KALI PUTARAN

      DAN SUKUR ALHANDULILLA MENANG LAGI,
      Terima kasih yang amat dalam kami ucapkan kepada AKI SOLEH yang telah memberikan kebahagian bagi keluarga kamiberkat Beliau kami sekarang udah hidup tenang..sudah tidak di kejar-kejar hutang Kami di berikan Angka Ritual Ghoib Dari AKI SOLEH yang sangat sangat Jitu 100%hingga kami sekarang merasa tenang lagiterima kasih AKI Jika Anda ada yang merasa kesulitan masalah Nomer Toto apaka 2D.3D.4D.5D.6D.itu semua terserah anda, silahkan HBG ATAU SMS Aja Pada AKI SOLEHdi nmr hpnya [082-313-336-747] pasti anda akan merasakan apa yg selama ini kami rasakanSalam Bahagia dan Sukses..!!

      DENGAN ANGKA GOIB ,ATAU ANGKA RITUAL// ANGKA MAHLUK HALUS.

      angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/

      angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/

      angka GHOIB; malaysia

      angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/

      angka GHOIB; laos

      angka ritual gaib kuda lari

      TOTO, 2D, 3D, 4D, 5D, 6D
      SUPREME TOTO 6/58,/MEGA TOTO,6/52,POWER TOTO 6/55
      MEKNUM 4D,/STS,/88,/DA MA CAI 1+3D,/ DAN LAIN-LAIN parah pencinta togel.
      DAN LAIN-LAIN,ITU SEMUA TERGANTUNG PERMINTAAN KAMIATAU SEPESIAL DEROH 4D ANGKA RITUAL ADA PADA AKI SOLEH..

      Di jamin anda pasti menang seperti kami >>>>>>

      Komentar oleh pakkefing | Juni 13, 2014 | Balas

  2. Salam Kasih & Damai,
    Salam Kasih & Damai u/mu selalu wahai sahabatku.
    Dalam rangka memulihkan dan membangun bangsa tercinta ini kuranglah tepat jika kita hanya mengandalkan benda-benda pusaka, walaupun itu se”sakti” apapun dan berumur jutaan tahun, bahkan dari kerajaan langitpun benda itu berasal. Karena “Senjata” yang paling “sakti,ampuh dan tertinggi” ada pada diri kita sebagai “Manusia” sekaligus Kholifah Gusti di muka bumi ini. Gusti Yang maha Pengasih tak pilih kasih dan Maha Penyayang tak pandang sayang, telah menitipkan harta yang “Tak Ternilai” kepada setiap insan, kita hanya tinggal memakainya. Permasalahannya sekarang adalah bagaimana caranya menggunakan “Senjata Sakti”itu. Pada dasarnya mudah sekali cara menggunakannya, hanya saja dibutuhkan “KEBERSIHAN HATI DAN PIKIRAN SERTA KEIKHLASAN DALAM BERBUAT” Untuk lebih rinci teknisnya, tanyakanlak pada orang2 yg sudah “LULUS/TAMAT” Pengetahuannya. Mereka adalah orang2 yang mulia, baik budi pekertinya lagi adil dan bijaksana. Mulailah Mencari dan belajar dari mereka, selama Gusti masih memberikan kita KESEMPATAN hidup di alam fana ini sebelum terlambat dan berhenti jantung ini berdetak. Sebelum Gusti akan memberikan PERINGATAN DEMI PERINGATAN, yang mungkin kitalah yang akan tertimpa. Hanya oran2 yang TAHU dan ELING lah yang akan selamat nantinya.
    Terima Kasih sebelum dan sesudahnya.
    Salam Kasih & Damai.

    Komentar oleh Sang Waktu | Mei 6, 2007 | Balas

  3. Salam Kasih & Damai,
    Salam Kasih & Damai u/mu selalu wahai sahabatku.
    Dalam rangka memulihkan dan membangun bangsa tercinta ini kuranglah tepat jika kita hanya mengandalkan benda-benda pusaka, walaupun itu se”sakti” apapun dan berumur jutaan tahun, bahkan dari kerajaan langitpun benda itu berasal. Karena “Senjata” yang paling “sakti,ampuh dan tertinggi” ada pada diri kita sebagai “Manusia” sekaligus Kholifah Gusti di muka bumi ini. Gusti Yang maha Pengasih tak pilih kasih dan Maha Penyayang tak pandang sayang, telah menitipkan harta yang “Tak Ternilai” kepada setiap insan, kita hanya tinggal memakainya. Permasalahannya sekarang adalah bagaimana caranya menggunakan “Senjata Sakti”itu. Pada dasarnya mudah sekali cara menggunakannya, hanya saja dibutuhkan “KEBERSIHAN HATI DAN PIKIRAN SERTA KEIKHLASAN DALAM BERBUAT” Untuk lebih rinci teknisnya, tanyakanlak pada orang2 yg sudah “LULUS dan TAMAT” Pengetahuannya. Mereka adalah orang2 yang mulia, baik budi pekertinya lagi adil dan bijaksana. Mulailah Mencari dan belajar dari mereka, selama Gusti masih memberikan kita KESEMPATAN hidup di alam fana ini, sebelum terlambat dan berhenti jantung ini berdetak. Sebelum Gusti akan memberikan PERINGATAN DEMI PERINGATAN, yang mungkin kitalah yang akan tertimpa. Hanya oran2 yang TAHU dan ELING lah yang akan selamat nantinya.
    Terima Kasih sebelum dan sesudahnya.
    Salam Kasih & Damai.

    Komentar oleh Sang Waktu | Mei 6, 2007 | Balas

    • Singkatnya Pak Putra.
      Pusoko iki PASTI bakal mencolot kepada pemilik aslinya bukan???Walaupun iku wong enom. Jenenge manungso pasti diikuti pusoko. Jadi gak usah dicari pasti pusoko itu yang akan mencari dia karena pusaka (gaib) mengenal siapa “isi” dari wong enom iku. Ganti cashing doang klo kata orang spanyolnya.

      Trims Pak Sang Waktu.
      Salam.

      Monggo mampir di artikel saya di http://www.kompasiana.com/bagindo arrahman.

      Coba croscek (baca dulu semua postingan) dengan judul saya:
      Merapi, “Perjanjian Giyanti”, sudah berakhir raden.

      suwun

      Komentar oleh bagindoarrahman | November 7, 2010 | Balas

  4. ass.wr.wb.saya sependapat dng ulasan “bencana nusantara” bahwa bencana yg melanda negara ini adalah krn pemimpin bangsa ini tdk memiliki wahyu keprabon.wahyu keprabon menurut hasil terawangan kami adalah pemimpin negara ini haruslah keturunan/titisan raja mojopahit[soekarno,bu tin soeharo,megawati].sehubungan presiden skrg bukan titisan raja mojopahit maka presiden dan mantan presiden bersatu saling mendukung bukannya berseteru spt kita lihat skrg.ibarat gajah tarung semut mati terinjak injak.insa”ALLAH dng do”a seluruh bangsa indonesia khususnya umat islam marilah bersama2 berdzikir memohon lindungaNya.dng fenomena mud vulcano di sidoarjo sbg bencana bagi warga porong tetapi anugrah bagi bangsa indonesia krn semburan lumpur sbg balancing agar perputaran bumi stabil.gempa bumi diakibatkan perputaran bumi yg tdk stabil[un balance pd mbl].bisa dibuktikan dng redanya gempa di indonesia.marilah bersama2 bahu membahu membantu saudara2 kita di porong agar ringan beban penderitaan mrk .ALLAH berfirman dlm Al Qur”an ;barang siapa meringankan beban saudaranya yg muslim ,kita akan diringankan beban kita diakherat nanti”.usaha menyumbat sumber lumpur akan sia2 krn menentang kehendak ALLAH.tdk ada tehnologi menusia yg bisa melawan kehendak tuhan.demikian hasil terawangan kami smg bermanfaat bagi kita semua.

    Komentar oleh h.bambang a.s. | Mei 20, 2007 | Balas

    • Salam.Mohon izin dan maaf bila saya hendak menambahkan tulisan Saudaraku semua.
      Pemimpin negara/bangsa/dunia tidak selalu harus keturunan “lahiriyah” dari pernikahan mojopahit. MOJOPAHIT TIDAK AKAN MATI pakde..(nun sewu). Mojopahit dan seluruh abdi dalemnya bukankah “mukso” saat krajaannya runtuh, sesuai waktu(kodrat tuhan, untuk dapat dilanjutkan oleh era zaman krajaan selanjutnya). Hanya saja “Manungso” mojopahit iku ono sing jedul lek wong susah zaman saiki (GANTI KULIT tapi “isi”ne podo). Jalaranne manungso iku kudu adil uripe.

      Monggo kulo tambahke tulisanne byar tambah rame…

      suwun

      Komentar oleh bagindoarrahman | November 7, 2010 | Balas

  5. Menarik untuk dibaca, bedah telisik spiritual wasiat leluhur nusantara : MENELISIK MISTERI SABDO PALON di Blog Jalan Setapak Menuju Nusantara Jaya

    Komentar oleh alifmastur | Juni 25, 2007 | Balas

  6. memang dari aneka ragam bencana di nusantara ini mengundang banyak asumsi masyrakat,ada yang berasumsi bahwa semua itu bencana,ada juga yang berasumsi cobaan,bahkan ada lagi yang berasumsi adzab,dan memang dari ketiganya tidak bisa di pisahkan,bahkan bisa jadi mendekati kebenaran,dari asumsi pertama dan ketiga disebabkan banyaknya kemunkaran,mulai dari pemimpin korup sampai keberadaan bangsa yang sudah tidak mengindahkan aturan aturan agama,maksiat merajalela,yang tentunya apabila adzab datang tidak hanya menimpa mereka yang bermaksiat saja,namun akan menimpa orang di sekelilingnya juga,dari asumsi ke dua,bisa jadi semua itu cobaan, sehingga bangsa ini dapat lebih berinstrospeksi diri dalam segala pola fikir,tindak laku,dan di dasari dengan keikhlasan,kebersihan hati serta fikiran jernih.

    Komentar oleh rawatib hafifi | Februari 19, 2008 | Balas

  7. Saya sudah memahami tulisan tentang “Bencana Nusantara Ibarat Membangun Candi Sapta Argo” dan memang kenyataan demikian. Sewaktu pemilihan presiden periode 2004-2009 mayoritas rakyat Indonesia sepakat pada pilihannya. Seandainya dikaitkan hal itu kemudian sekarang terjadi berbagai musibah BENCANA ALAM, LARANG PANGAN (sulit cari rezeki), KONDISI PARA PEMIMPIN LABIL (artinya tidak tenang atau tidak konsentrasi untuk menyejahterakan rakyatnya). Mari kita kaji ulang semua bangsa ini interospeksi baik keluar maupun ke dalam diri kita masing-masing, benarkah perjalanan hidup kita berbangsa dan bermasyarakat sudah pada tempatnya lebih lagi betul-betul siapkah kita menghadapi kehidupan dunia/GLOBAL. Namun senantiasa kita menyadari bahwa ternyata baik rakyatnya sendiri dan apalagi para pemimpinnya masih harus banyak belajar tentang keadaan kita yang masih serba kekurangan dan belum mapan. Hati-hati hidup bertambah waktu tidak semakin gampang akan tetapi akan semakin sulit karena kita masih banyak ketinggalan di berbagai aspek kehidupan, MINUM SUSU SAJA HANYA SETINGKAT 7,7% bagaimana rakyatnya akan cerdas.
    MARI KITA MERENUNG BERSAMA INDONESIA AKAN MENJADI APA SEMENTARA ANCAMAN PULAU JAWA MULAI LUMPUR SIDOARJO SAMPAI BANJJIR DI SANA-SINI BAYANGKAN 10 TAHUN SAJA BUMI JAWA INI AKAN JADI APA. Sumonggo?!

    Komentar oleh pukas hermanto | Februari 27, 2008 | Balas

  8. BENCANA & MUSIBAH yg melanda negri ini seyogyanya jgn dianggap sbg ujian (terhadap orang2 yg beriman). Anggapan itu akan menjebak sikap kita pada kesombongan/takabur/arogan krn merasa diri kita sdh beriman. padahal seberapa besar kadar keimanan kita kiranya hanya Tuhan yg tahu persisnya. AKAN LEBIH BIJAKSANA jika kita menganggap bencana dan musibah sebagai TEGURAN/PERINGATAN/AZAB Tuhan kpd bangsa ini agar lebih mawas diri dan lebih pandai mensyukuri nikmat Tuhan. Cara berpikir demikian lebih banyak manfaatnya sebab membuat kita makin tunduk dan menghormati Tuhan, dan dapat melakukan koreksi diri.
    TENTANG pusaka kalimasada; maksudnya adlh kalimat syahadat (kesaksian) atau kesaksian setiap manusia bahwa Tuhan itu benar2 ada. jika manusia yg tdk takut kpd hukum Tuhan menjadi luntur kadar kesaksiannya (syahadat) dgn kata lain pusaka kalimasada telah musnah atau berkurang kesaktiannya shg manusia tidak sanggup mendirikan ‘candi’ kemuliaan hidup. Raja jin yg mencuri ‘pusaka’ kalimasada bukan Nyai Roro Kidul,itu hanya kiasan, maksudnya adl raja syetan yg sll menganggu kebersihan jiwa manusia yakni HATI YG PENUH DGN NAFSU ANGAKARA MURKA. maka ‘candi’ keluhuran budi, kemuliaan hidup manusia tdk akan berdiri sepanjang ‘pusaka kalimasada’ masih dlm genggaman si pencuri (nafsu angkara murka). Kanjeng Ratu Kidul bukan jin bukan siluman, tetapi punya entitas sendiri sbg makhluk Tuhan yg tetap manembah kpd Gusti Allah. Ia diciptakan sbg hukum keseimbangan dari yg gaib, sedangkan pemimpin (manusia) yg adil jujur bijak sebagai bandul keseimbangan dari alam nyata. maka dari itu, pemimpin yg adil,jujur,bijak akan memahami hal itu dan hubungan dgn yg gaib sbgmana halnya hablumminannas, saling menghormati,menghargai, saling bahu membahu menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Alam gaib dan alam nyata sama2 tunduk kpd Tuhan YME, mereka bahu membahu menjaga alam, sebagai wujud dari rasa syukur kpd Tuhan. Hanya saja pikiran dangkal kita kadang terlalu suudhon (buruk sangka) dan tdk bijaksana kpd yg gaib padahal kita tdk pernah memiliki dan menyaksikan sendiri kebesaran Tuhan yg termanifestasikan di alam gaib.
    LUMPUR LAPINDO, gempa sehari 7 kali, air laut pasang, banjir, kebakaran, paceklik, wabah penyakit misterius, ‘geger boyo’ gunung merapi runtuh, perebutan kekuasaan, ajimumpung, jaman edan, orang baik tersingkir, org durjana dipakai, artis berlomba jadi pejabat dst sudah tersurat dan tersirat dalam karya sastra pujangga pujangga jawa masa lampau. Anda dapat membacanya dalam Betal jemur Quraisyin Adammakna. INILAH JAMAN EDAN PADA TAHUN TAHUN KOLOBENDU.
    Kosep tentang pusaka jg sdh salah kaprah, pusaka dianggap benda musrik yg tdk perlu dipercayai. konsep demikian sungguh sesat, krn pusaka tdk lain benda sejarah yg DIWARISKAN oleh leluhur kita, spt lemari antik, pecah belah, hiasan berharga dsb, bahkan sang saka merah putih jg merupakan pusaka dari para pejuang/pahlawan yg telah menjadi leluhur. Pusaka yg dikaitkan dengan kesaktian sesungguhnya hasil karya manusia zaman dulu leluhur, eyang, kakek nenek, buyut, eyang canggah kita sendiri. Kita tdk perlu terlalu merendahkan dan buruk sangka. Sebab pusaka yg mengandung kekuatan sakti merupakan bukti nyata kecanggihan ‘tehnologi’ moyang kita dahulu. Seharusnya kita bangga. Jika amerika menggunakan bedl yg dpt dilihat semua orang, maka kalah canggih dengan sejata tombak leluhur kita yg punya kekuatan dahsyat dpt mengusir musuh sebelum musuh mendekat, dapat menyingkirkan wabah misterius tanpa pusing2 pemerintah nyebar vaksin dengan anggaran yg sengaja di mark up. Keris, tombak, dan pusaka pusaka sejenis adalah sekedar hasil karya tehnologi kuno, mengapa dikaitkan dengan hal hal musyrik syirik. Leluhur kita dari jaman dulu sudah lebih dari tahu jika Tuhan itu ada, bahkan orang2 jaman dulu termasuk nenek moyang leluhur kita, lebih tunduk dan takut kepada Tuhan tdk seperti manusia2 jaman sekarang yg sok suci, sok iman, tapi sesungguhnya jahiliah, hanya terjebak pada simbol2 syariat, dan lupa bahwasyariat itu baru tingkat dasar, krn diatasnya masih ada tingkatan tariqat, hakikat. Banyak orang2 hbat di dlm batas syariat tapi sdh berharap besar mendapatkan makrifat, padahal makrifat akan diperoleh siapapun manusia yg dapat meraih tataran hidup pada tingkatan makna sesungguhnya hakikat hidup didunia ini.
    Jadi, biarkan pusaka sbg alat/ teknologi kuno masih digunakan manusia masa kini sepanjang alat tersebut masih relevan digunakan. Pusaka ada yg bisa untuk mengobati org sakit, sebagaimana pil dari apotek yg diresepkan oleh dokter. Tetapi pusaka dianggap dekat dgn musrik sdgkan pil/obat2 dokter tdk musrik. Apa bedanya, apakah hanya karena pil mengandung preparat yg jelas bahan bahannya. Sdgkan pusaka dianggap tdk ada preparatnya, siapa bilang??!!

    Komentar oleh kyai trisik | Agustus 23, 2008 | Balas

    • lebih baik kita pikirkan sifat dan tingkah laku kita dlu apa udah sesuai dgn syariat islam, klo memang udah merasa sudah marilah kita mulai memikirkan nusantara ini,karena semua kejadian akan ada sebab musababnya dan tempat unt mengembalikannya. SALAM

      Komentar oleh yunus karebet | Juni 14, 2010 | Balas

  9. Mohon Guru Besar paranormal (RICO SANJAYA) BMCA Bekasi disuruh tobat dan diungkap faktanya, karena dia penipu, pembohong. Dia punya hobi dugem dan main janda. Sekarang dia punya selingkuhan dua janda anak 3 dan anak 1.

    Komentar oleh Nieza E Sahara | Maret 28, 2009 | Balas

  10. MENAPAKI JEJAK SUNAN LAWU MENUJU REVOLUSI SPIRITUAL

    Krisis multidimensional yang melanda Indonesia telah memperpuruk martabat, citra, dan kepercayaan luar maupun dalam negeri. Keberdayaan bangsa terbelenggu serta terperangkap lingkaran setan yang tiada jelas ujung pangkalnya. Kita berada dalam dilema yang sangat kompleks, kebingungan dan stagnasi. Reformasi telah mengalami “mati suri” di usia dini, sementara “suara-suara” yang dicetuskan kalangan cendekiawan dari pelbagai disiplin ilmu hingga kini belum mampu memberi pencerahan dan membangkitkan kesadaran baru sebagai anak bangsa. Karenanya diperlukan kekuatan baru yang lebih besar yang mampu mendobrak ikatan rantai ketidakberdayaan bangsa, sekaligus menjadi energi pendorong bagi gerakan kebersamaan menuju cita-cita bangsa.

    Kekuatan baru yang lebih besar dan dahsyat itu adalah Revolusi Spiritual, yang merupakan inti “suara Gunung Lawu”. Sebuah gunung yang terletak di perbatasan Propinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Kata Lawu itu sendiri apabila dibaca dari kanan ke kiri akan menjadi uwal (bhs. Jawa), yang artinya “lepas”. Dalam konteks kondisi kontemporer adalah lepas dari multi krisis yang menghunjam ulu hati bangsa Indonesia. Aspirasi gerakan budaya ini bukanlah sebuah mitos atau takhayul, namun suatu karya budaya yang mengandung nilai-nilai ideal, substantif dan bersifat universal. Nilai-nilai itu terangkum dalam suatu ajaran yang disebut “Ilmu Kesempurnaan Hidup”.

    Ilmu kesempurnaan hidup yang tersimpan di Gunung Lawu dan sekitarnya merupakan karya Sunan Lawu, yang tidak lain adalah Prabu Brawijaya Pamungkas, Raja Majapahit terakhir. Latar belakang kelahirannya sejatinya merupakan manifestasi dari rasa tanggung jawab Prabu Brawijaya Pamungkas dalam menanggapi gejala-gejala kerapuhan hingga kejatuhan Kerajaan Majapahit. Melalui penglihatan mata batinnya, proses pasang surut Majapahit mengandung hikmah berupa nilai-nilai yang dapat dijadikan pelajaran sangat berharga bagi generasi berikutnya. Oleh karena itu, di tengah kompleksitas problema yang kita hadapi saat ini, tidak ada salahnya apabila kita mencoba merevitalisasi kembali ajaran tersebut sebagai salah satu alternatif solusi masalah.

    Menjelang collapse-nya Majapahit akibat perang, Prabu Bwawijaya Pamungkas meninggalkan istananya menuju Gunung Lawu dan sekitarnya. Di lokasi inilah beliau dengan penuh kekhusu’an melakukan kontemplasi, evaluasi dan analisis tentang keseluruhan perjalanan Majapahit. Unsur-unsur apa yang memperkuat dan apa yang memperlemah, di mana keduanya sebetulnya melekat pada diri manusia. Apabila unsur kekuatan yang dominan, maka kuatlah kerajaan itu dan jika sebaliknya maka akan lemah. Atas dasar kedua unsur itulah kemudian disusun tingkatan martabat manusia. Formulasi stratifikasi martabat manusia buah perenungan beliau inilah yang barangkali sangat kita perlukan untuk melepaskan diri dari keterperangkapan bangsa saat ini.

    Ilmu kesempurnaan hidup tidak dirumuskan secara teoritis, tetapi diabadikan dalam bentuk simbol, nama tempat, nama orang dan upacara. Barangsiapa mengkaji peninggalan tersebut secara berurutan akan mendapatkan gambaran ilmu itu. Pengejawantahannya dimanifestasikan dalam dua bentuk pendakian, yakni pendakian secara fisik (mendaki Gunung Lawu) dan pendakian spiritual (mendaki secara spiritual tingkatan ilmu kesempurnaan hidup). Dengan pendekatan demikian diharapkan dapat lebih mudah dipahami, dihayati dan diamalkan oleh generasi penerus.

    Menurut penilaian Sunan Kalijaga (salah seorang Wali Sembilan), ajaran yang disampaikan Prabu Brawijaya Pamungkas dapatlah dikatakan setingkat ajaran wali, sehingga Raja Majapahit terakhir oleh Sunan Kalijaga diberi gelar Sunan Lawu. Sedangkan ajarannya disebut Ilmu Kesempurnaan Hidup. Apabila diruntut ke belakang, esensi ilmu ini merupakan ajaran kekuatan spiritual yang di masa lalu pernah mengantarkan Kerajaan Majapahit mencapai kejayaan dan kebesaran di muka bumi.

    Mengambil pengalaman empiris tersebut, timbullah pertanyaan, bisakah warisan ilmu kesempurnaan hidup Sunan Lawu diterapkan dan dijadikan acuan dalam mengatasi problematik kehidupan kenegaraan dan kebangsaan yang berkompleksitas sangat tinggi, sebagaimana terpampang dalam fenomena Indonesia kini ? Jawabannya, saya serahkan kepada sidang pembaca yang budiman. Namun dalam pandangan saya, ajaran tersebut bisa dan seyogianyalah kita coba terapkan “sebagai suatu terapi” dalam mengatasi carut marutnya kondisi bangsa.

    Pengertian
    Menurut ilmu kesempurnaan hidup ajaran Sunan Lawu, kemerosotan martabat manusia (dehumanisasi) akan menempatkan kedudukan manusia bertabiat seperti benda, tumbuh-tumbuhan, binatang, atau seperti jin dan iblis. Apabila berkepanjangan dan tidak segera diatasi akan mengakibatkan kepekaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan menjadi tumpul, sehingga situasi “kehidupan yang berada di bawah standar kewajaran manusia” dianggap hal biasa. Situasi demikian ini berimplikasi menjadikan segala macam bentuk aturan yang berlaku tidak dapat ditegakkan secara wajar. Aturan-aturan yang sebenarnya diperuntukkan buat manusia yang bermartabat, namun karena kebanyakan martabat manusia yang ada sedang berada di bawah standar, maka aturan-aturan itu tidak mampu memberikan sentuhan ketaatan dan kepatuhan. Itulah keadaan yang terjadi selama ini dan bermuara dalam krisis multidimensi tak terperi yang sangat sulit untuk dicarikan jalan keluarnya. Kondisi bangsa ini berada di bawah ambang batas kemampuan untuk mengatasi krisis yang ada. Untuk mengembalikan kesadaran manusia ke manusia bermartabat bukanlah pekerjaan yang mudah. Sebab banyak dari kita yang tidak merasa sedang berada di bawah standar manusia, tetapi merasa normal-normal saja.

    Ketika muncul diskursus bahwa kita harus meningkatkan martabat kemanusiaannya, hal itu dianggap aneh, kontra produktif dan tidak masuk akal. Itulah sebabnya, dalam merespons “suara sumbang” itu kita perlu memperkenalkan ketentuan “standar martabat manusia” agar diantara kita yang sadar atau ingin sadar dapat bercermin kepadanya. Pada konteks inilah, ilmu kesempurnaan hidup memberikan gambaran yang jelas perihal tingkatan martabat manusia, sehingga dirasakan sangat perlu dan urgen untuk segara disosialisasikan dan didiseminasikan, serta pada gilirannya nanti dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

    Dalam kerangka mengakselerasikan terjadinya proses pengamalan nilai-nilai ilmu kesempurnaan hidup secara pasif dalam praktik berbangsa dan bernegara, diperlukan langkah yang bersifat radikal dan revolusioner dalam bentuk revolusi spiritual di Indonesia. Revolusi spiritual mengandung pengertian yang mencakup tiga hal : Pertama, proses pengembangan kemampuan yang dimiliki manusia yang berupa panca indera, tubuh, anggota tubuh, organ tubuh, sel, inti sel dan jasmani dalam sikap dan perilaku kehidupan sebagai makhluk Tuhan. Kedua, proses peningkatan martabat manusia dari martabat sebagai makhluk Tuhan menjadi bermartabat sebagai hamba Tuhan dengan mengembangkan kemampuan indera, pikir, rasa, budhi , akal dan kesadaran. Ketiga, proses peningkatan martabat manusia dari manusia sebagai hamba Tuhan menjadi manusia yang bermartabat sebagai khalifah Tuhan dengan mengembangkan kemampuan kehendaknya.

    Visi revolusi spiritual diorientasikan untuk mewujudkan tegaknya nilai-nilai kemanusian dalam keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai makhluk Tuhan, mewujudkan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan dalam rangka sebagai hamba Tuhan, serta mewujudkan tegaknya nilai-nilai kemanusian berkapasitas sebagai khalifah Tuhan. Sedangkan misinya yang diembannya adalah : (1) menumbuhkembangkan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan, (2) menumbuhkembangkan kesadaran pentingnya pemahaman makna kemerdekaan dan cinta tanah air beserta penerapannya, dan (3) memperkenalkan warisan nilai budaya yang ideal, substantif dan universal. Maksud revolusi spiritual lebih diarahkan guna menumbuhkembangkan kekuatan spiritual bangsa agar lebih berdaya sehingga mampu mengatasi segala permasalahan yang dihadapi. Adapun tujuannya adalah teraktualisasikannya segenap potensi bangsa secara optimal dalam gerak yang serempak demi terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia.

    Pendakian Spiritual
    Proses revolusi spiritual dilaksanakan melalui kegiatan laku pendakian spiritual Sunan Lawu (secara fisik dan non fisik) yang terbagi ke dalam beberapa tahap, lokasinya tersebar dari kaki hingga puncak Gunung Lawu. Pertama, pemahaman tentang arti hidup, “Melengake Marang Gusti Kang Maha Agung” (memusatkan segala perhatian kepada Tuhan Yang Maha Agung) di Candi Menggung; Kedua, Laku Spiritual “Modosiyo” di Dusun Pancot; Ketiga, Laku Spiritual di Pringgondani; Keempat, Pendakian Spiritual dari Cemara Sewu sampai Kapanditan; Kelima, Pendakian Spiritual dari Argo Dalem sampai Wukir Rotawu; Keenam, Pendakian Spiritual dari Sedang Prawito Sari sampai Telogo Kuning; dan Ketujuh, Laku Pendakian Spiritual dari Argo Dumilah sampai Cemoro Kandang.

    Sebelum manusia mencapai kesempurnaan hidup, terlebih dahulu harus mengerti dan memahami arti hidup. Dengan mengerti dan memahami apa arti hidup, manusia akan mengerti dan memahami datang dan perginya hidup. Dengan mengerti dan memahami datang dan perginya hidup, manusia akan mengerti dan memahami tugas, hak dan kewajiban hidup, kemudian manusia akan mudah untuk mencapai kesempurnaan hidup.

    Kesempurnaan hidup merupakan wujud hakiki atas keberadaan manusia di dunia yang harus diperjuangkan untuk mencapainya. Perjuangan untuk meraih kesempurnaan hidup harus dilakukan secara bertahap. Tahap mengerti dan memahami arti hidup dimulai dari pengertian arti hidup itu sendiri, yaitu adanya gerak, tumbuh dan berkembang. Adanya gerak, tumbuh dan berkembang yang disebut hidup, terjadi karena pengaruh dari Dzat Yang Maha Hidup yang disebut Tuhan.

    Dia-lah yang menciptakan alam semesta beserta mekanisme geraknya dan makhluk hidup beserta mekanisme hidupnya. Terjadinya gerak pada makhluk hidup karena adanya tenaga penggerak.

    Tenaga penggeraknya bukan Tuhan sendiri melainkan tenaga penggerak ciptaan Tuhan, berupa Ruh Kudus, Ruh Suci, Ruh, Jiwa, Nyawa, dan Subproneel (substansi proton, netron dan elektron, sebagai tenaga penggerak unsur-unsur dalam atom). Manusia diciptakan Tuhan dilengkapi dengan komponen yang sempurna sehingga disebut makhluk yang sempurna. Meskipun diciptakan sebagai makhluk yang sempurna tidak berarti bahwa manusia otomatis dapat meraih kesempurnaan hidup tetapi harus berjuang memberdayakan komponen-komponen yang dimiliki secara benar dan fungsional.

    Memberdayakan komponen yang ada dalam diri manusia memerlukan perjuangan, sebab terdapat banyak daya yang mempengaruhi kehidupan manusia dan bisa menjadi kendala berfungsinya komponen yang ada secara benar. Pengaruh itu dapat berupa daya-daya yang datang dari luar maupun dari dalam yang dapat berupa : sifat yang dimilikinya sendiri, daya-daya makhluk gaib, serta daya-daya makhluk lahir.

    Setelah manusia memahami arti hidup, barulah kemudian dimulai pelaksanaan pendakian spiritual yang diawali dari Candi Menggung, Dusun Nglurah, Tawangmangu. Manggung maknanya “melengake marang gusti kang Maha Agung” (memusatkan segala perhatian kepada Tuhan Yang Maha Agung), yaitu memahami mekanisme kehidupan yang tertulis di alam empiris, logika, rasional, irrasional, transrasional, transcendental, transcendence dan transcendent.

    Memusatkan segala perhatian kepada Tuhan Yang Maha Agung merupakan pondasi bagi pendakian spiritual. Setelah usai dimengerti dan dipahami, kemudian dilanjutkan dengan aktifitas mencari kecerdasan dunia (daya selektif, kreasi, kreatif, imajinasi, inisiatif, kepekaan, nalar, mengerti, ingat, dan daya kehendak, kemudian dilanjutkan pembersihan panca indera, tubuh dan anggota tubuh, yang berupa “Upacara Modosiyo” di Dusun Pancot, Tawangmangu. Di dalam Upacara Modosiyo terdapat sarana yang diperlukan yang masing-masing mempunyai makna sendiri-sendiri.

    Sedangkan makna kata Modosiyo adalah mo-li-mo podo disiyo-siyo, yaitu manusia harus menjauhkan diri dari madat (minum-minuman keras, narkoba, sabu-sabu dan sebagainya), maling (mencuri), madon (main wanita atau berzina), main (judi), dan mateni (membunuh).

    Pembersihan panca indera, tubuh dan anggota tubuh merupakan syarat pendakian spiritual. Apabila seseorang tidak mampu meninggalkan “molimo” maka orang itu berarti tidak mempunyai kekuatan untuk meningkatkan potensi spiritualnya. Alasan mensyaratkan harus ditinggalkannya molimo dalam pendakian spiritual ini adalah karena molimo merupakan faktor yang mengumpulkan kepekaan komponen yang ada dalam diri manusia. Padahal di dalam pendakian spiritual diperlukan kepekaan dari komponen yang ada dalam diri manusia untuk menangkap getaran/sinyal maupun dorongan yang halus/samar sebagai proses tegaknya kekuatan spiritual.

    Setelah pembersihan panca indera, tubuh dan anggota tubuh, langkah berikutnya diteruskan dengan penataan dan pengendalian rasa malu, yaitu tidak boleh malu dan tidak berbuat yang memalukan. Pengendalian rasa malu mengawali awal dari proses pembersihan organ tubuh, sel dan inti sel, kemudian dilanjutkan pembersihan jasmani, indera, pikir, rasa dan mengerti sumbernya rasa malu, kemudian terpadu dalam cinta, semangat dan optimisme untuk menghadapi masa depan. Proses tersebut terjadi di pertapaan Pringgondani.

    Dengan bekal kemampuan membersihkan panca indera, tubuh, anggota tubuh, organ tubuh, jasmani, indera, pikir, rasa dan sumbernya rasa malu, pendakian spiritual dalam arti yang sebenarnya dilakukan. Tahap berikutnya meliputi keikhlasan menerima kodrat lahiriah, siap menghadapi seribu batu sandungan, mengerti akan potensi manusia yang bertingkat-tingkat, mengerti akan adanya seribu macam tempat pematangan diri, mengerti akan adanya keberhasilan dan kegagalan, mengerti untuk senantiasa menjaga dan mempertahankan dirinya, mengerti terhadap kebutuhan minimal pengetahuan, mengerti terhadap makna kebodohan, mengerti akan kesamaan nilai profesi, mengerti terhadap makna kecerdasan, mengerti terhadap kehormatan, mengerti adanya cobaan, mengerti terhadap perilaku yang dilakukan, mengerti adanya persaingan, dan mengerti pentingnya keadilan. Kesemuanya itu dilakukan dalam pendakian dari Cemara Sewu sampai Kapanditan.

    Level berikutnya adalah menjadi manusia yang cerdas rokhaninya. Tahap ini ditempuh dengan difungsikannya budi, akal dan kesadaran. Tujuannya adalah membersihkan budhi, akal dan kesadaran yang terkandung maksud agar manusia selalu mempersembahkan karyanya kepada Tuhan karena semua ilmu berasal dari Tuhan. Tidak mempunyai kepemilikan karena pada hakekatnya semua yang dimiliki itu milik Tuhan dan tidak terikat dengan makhluk, baik makhluk ruhani, makhluk gaib, makhluk lahir, maupun dirinya sendiri. Peningkatan kesadaran dilakukan agar tidak didominasi oleh rasa egois. Hal itu dilakukan untuk mempertinggi kepekaan agar cepat menerima petunjuk. Pelaksanaannya dilakukan dari petilasan Argo Dalem sampai di petilasan Wukir Rotawu. Akhir dari tahap ini adalah manusia sejahtera, yaitu dirinya sejahtera dan mampu mengupayakan terciptanya kesejahteraan bagi orang lain. Dilakukan dalam pendakian dari Sendang Prawito Sari sampai Telogo Kuning.

    Adapun tahap yang terakhir dari pendakian spiritual Sunan Lawu adalah mengantarkan implementasinya manusia menjadi khalifah atau pemimpin. Pada tingkatan ini, manusia harus menyempurnakan pandangan dan pendengarannya, menempatkan diri sebagai ksatria yang berani menegakkan kebenaran dan keadilan, tanggap terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi, sehingga menjadi orang yang berhasil (menang). Proses itu harus dilakukan secara konsisten dalam kehidupan, sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan. Dampak dari apa yang dilakukan itu adalah harum namanya dan dapat mencapai kesempurnaan hidup. Dilaksanakan pada saat pendakian dari Argo Dumilah sampai Cemoro Kandang.

    Implementasi
    Krisis budaya yang menimpa masyarakat Indonesia – berwujud krisis moneter, ekonomi, politik dan seterusnya yang akhirnya menjadi krisis multidimensional – berakar pada krisis nilai kemanusiaan (dehumanisasi). Karena titik pangkalnya bermula dari krisis nilai kemanusiaan maka jalan keluar yang harus ditempuh untuk mengatasinya harus diawali dari membangun kembali nilai-nilai kemanusiaan (rehumanisasi) itu. Dengan kata lain, menata kembali nilai-nilai humanisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang telah sekian lama secara sistematik mengelami bukan hanya sekedar degradasi namun sudah terdestruksi akut. Contoh tampilan yang nyata adalah merajalelanya fenomena korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam hampir seluruh praktik penyelenggaraan pemerintahan.

    Kami berpendapat bahwa acuan yang digunakan sebagai dasar dalam mengawali pemecahan masalah bangsa ini bukan ilmu pengetahuan alam atau sosial, buka pula ilmu agama karena seringkali justru menumbuhkan sentimen dan pertentangan antar umat beragama, tetapi religi. Arahnya adalah sebagai dasar pijakan dalam membangun kebersamaan berdasar perbedaan yang ada untuk mengembangkan kehidupan yang benar-benar mencerahkan bagi manusia. Ilmu kesempurnaan hidup Sunan Lawu merupakan suatu bentuk ajaran dari hasil kristalisasi peninggalan sejarah yang secara implementatif mengandung nilai-nilai religi yang mengkonstruksi tingkatan martabat manusia. Terilustrasi dalam suatu bangunan struktur piramidal multi level martabat manusia beserta berbagai kriterianya. Perilaku manusia dari yang dianggap rendah, tinggi, lebih tinggi, sampai yang paling tinggi dirumuskan dalam suatu struktur yang sistematis. Semakin tinggi levelnya akan semakin berat pula kriterianya, baik secara fisik mapun spiritual. Dalam bahasa spiritual, metodologi ini bisa digunakan sebagai parameter untuk mengetahui dan memverifikasi tinggi rendah stratifikasi posisi manusia, baik dalam kapasitasnya sebagai makhluk, hamba maupun khalifah Tuhan. Lebih dari itu, bisa diaplikasikan sebagai alat ukur dalam menentukan syarat-syarat kelayakan seseorang untuk menjadi pemimpin umat, utamanya dalam konteks kehidupan politik dan kekuasaan, dari yang paling bawah hingga tertinggi. Ilmu kesempurnaan hidup atau laku pendakian spiritual ajaran Sunan Lawu merupakan warisan kebudayaan yang mengandung nilai-nilai humanisme dengan bobor keluhuran dan keadiluhungan tak ternilai harganya. Sebagai pihak yang merasa telah melakukan kajian secara intensif dan ekstensif perihal ilmu ini, kami merasa bertanggung jawab memegang amanat untuk mensosialisasikan dan mendiseminasikan kepada khalayak. Bagi siapa saja yang mempelajarinya diharapkan di kemudian hari akan terjadi perubahan mendasar dalam dirinya. Perubahan mendasar itulah yang kami sebut sebagai revolusi spiritual. Revolusi spiritual dapat terjadi secara besar-besaran tanpa harus menimbulkan korban dan tanpa ada tetes darah setitikpun, berbeda dengan revolusi sosial atau politik yang biasanya menimbulkan kondisi chaostic dan tidak terkontrol (out of control).

    Serta menelan ongkos sosial ekonomi yang terlalu tinggi. Dengan revolusi spiritual, kita bangun kembali kejayaan dan kebesaran bangsa Indonesia sebagaimana telah terukir di era puncak keemasan Kerajaan Majapahit. Lebih jauh lagi, dalam hipotesa kami, revolusi spiritual dapat dijadikan sebagai perangkat untuk meredam, mengendalikan, dan mengalihkan dampak negatif arus globalisasi (dalam bentuk gerakan neoliberal mondial) yang begitu bengis “menjejas dan menjajah” ketahanan, kedaulatan, serta jati diri negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia. Sudah saatnya kita sadar dan bangkit. Jika pada tahun 1945 bangsa Indonesia telah menggelorakan Revolusi Kemerdekaan, kini tiba waktunya digulirkan Revolusi Spiritual bagi pencerahan dan kemaslahatan umat manusia di bumi.

    Komentar oleh HARDONO | April 7, 2009 | Balas

  11. memang akhir-akhir ini sering terjadi bencana

    Komentar oleh edo stiawan | Oktober 12, 2009 | Balas

  12. Bencana yang terjadi di muka bumi ini mudah-mudahan bukan adjab dr Allah SWT, tp merupakan ujian untuk Qt.

    Komentar oleh ir_one | Desember 3, 2009 | Balas

  13. Bencana silih berganti di bumi Nusantara disebabkan penghuninya sudah melupakan ajaran leluhur nenek kakek moyangya,sebagai bukti peradaban terapan Hari raya Nyepi,sesungguhnya adalah tuntunan hidup mendasar untuk menata kehidupan kedepan terkontrol namun mengandung spiritual mendasar dan mendalam,justru dinjak-injak cenderung ditiadakan ! Pertanyaannya adakah dimuka jagat raya, dunia mana mempunyai terapan peradaban Hari Raya Nyepi dilakukan setiap tahun ? Perlu diketahui makna NYEPI mendekati makna dari pada arti JIHAD, dimana tujuannya adalah memerangi angkara murka dalah tubuh hati kita,kami,kamu. untuk dapat merubah dari kesalahan dan angkara murka, menjadi hati yang tertata sejuk dan jujur pada diri sehingga otomatis otak cerdas terkontrol, untuk dapat menerapkan diri menjadi Manajemen Berkah,artinya walaupun modal kecil ketika hati tertata sejuk otomatis kecerdasan terkontrol sehingga mengelolanya tepat pada tempatnya, sesuai kebutuhan, namun Manajemen Musibah,arti sebaliknya walaupun memiliki modal besar ketika hati panas emosional,otomatis kecerdesan labil agresip dan ngawur ! Adapun metode bantu Rumus ” REVONA ” Artinya mengembalikan Nalar sbb ;( Min + Plus = 0 = progres ) dapat digunakan pemecahan masalah apapun, siapapun jabatannya,dimanapun berada. Berfungsi sebagai : Formula Percepatan Proses Kontrol Pencapaian / hasil akhir. Adapun cara terapannya harus memakai Ilmu KALIMO SODO,adalah ROH dari pada Filosofi PANCASILAacuan pandang bagsa NKRI. Untuk membuka masalah pemecahan sbb, 1. Iqro/Bacalah (ajaran Nabi Muhammad SAW) masalah dengan seksakma kaji dan paham betul maksud dan tujuannya. 2. Kasihnilah,tannyakan pada hati nurani dan tatalah dan kelolalah kita,kami,kamu,(ajaran Nabi ISA SAW)karena hati tidak bisa bohong. 3.Tuhan YME,hanya satu ada, adaNYA maha tinggi dan maha tahu,(ajaran agama kepercayaan) bawasanya kita,kami,kamu, setiap saat Tuhan YME maha menegetahui semuanya. 4 Dharmalah Tindak tanduk keseharian,(ajaran Agama HINDU) berbuatlah menyelesaikan masalah tuntas dan tertata,indah dipandang dirasakan. 5. Kharma Phala,(Ajaran Bhuda Gautama) dari poin,1,2,3,4, ketika dilaksanakan dengan kesadaran hati sejuk dan iklas, maka hasil akhir terkontrol terbaca walau kecil ketika dikalikan berkali-kali,dilakukan sedikit-dikit jadi gunung,penuh berkahNYA. Maka Rumus Revona,bisa mulai diterapkan dengan cara; (Min) berapa besaran dan berat kekurangan masalah tersebut, ( + ) ditambah (Plus) berapa besaran ,berat kelebihan, (=) O (Nol) = Progres, artinya ketika progres ditetapkan Sukses = bilangan (9). rununtutlah kebelakan untuk identifikasi,Nilai minus terungkap 4,sebagai keburukan kekurangan, rubahlah menjadi nilai positip jujur dan penuh kesadaran, dan Nilai Plus terungkap 5, sebagai nilai kebajikan, maka hasil akhir = 9 = Sukses. Demikian penjelasan wawasan kecerdasan, untuk dapat dikaji dan dipahami, benarkah adanya,atau salahkah adanya, keputusan ada ditangan pembaca,maturnuwun dr.SP.

    Komentar oleh revona yulianto | Desember 7, 2009 | Balas

    • Untuk menambah sekaligus meningkatkan kadar kemampuan mempelajari diri sendiri, mohon bantuan yang lebih mudah untuk saya cerna tentang apa yang sudah ditulis Mas Revona.Karena keterbatasan saya untuk olah pikir, saya sangat berterimakasih bila Mas Revona berkenan. Salam hormat keluarga dan matur nuwun sanget.

      Komentar oleh Gangsar 4 | Juni 3, 2010 | Balas

  14. saya ingin tahu yang namanya puasa apit weton dan apesnya suatu weton. misalkan weton sabtu wage itu apes di pasaran apa menurut hitungan jawa.

    Komentar oleh yohana | Januari 20, 2010 | Balas

  15. Kalau dilihat dari keilmuan, benar pendapat teman2 di sini bahwa Indonesia terletak dalam ring of fire. Tapi harap diingat bahwa ranah fisik atau ranah logika belum dapat atau mungkin tidak dapat mencari solusi secara holistik. Maka ada ranah yang lain yaitu metafisika yang dalam hal ini saya artikan sebagai ranah spiritual. Jadi semuanya kembali padaNya. Bumi yang hanya merupakan bagian dari planet, planet yang merupakan bagian galaxy … yah .. kalau melihat seperti itu ‘Urip mung mampir ngombe’ jadi yang terpenting ‘Hiduplah dengan baik dan benar, itu sudah cukup’.

    sajakilalang.blogspot.com
    catatanharianpengembara.blogspot.com

    Komentar oleh Setyo | Februari 10, 2010 | Balas

  16. marilah kita semua yg masih diberi hidayah, dan dibuka mata hatinya oleh ALLAH senantiasa mengajak unt kembali keajaran tuhan dengan ihklas lahir batin demi keselamatan umat manusia dibumi Allah ini,SALAM KAREBET

    Komentar oleh yunus karebet | Juni 14, 2010 | Balas

  17. jamas kalimasada = sabda
    dan yang mempunyai hanya 1 orang sedunia dan dalam kurun ribuan tahun sekali munculnya, dan sabda tersebut hanya diturunkan pada wakil Tuhan/Waliullah
    Dan beliaulah yang akan pegang peranan kepemimpinan setelah ini,bukan hanya utk Indonesia saja tapi Dunia

    Komentar oleh putra | September 5, 2010 | Balas

    • Hahahaaaaa…. Setuju Putra.

      Monggo larut neng postingan aku di http://www.kompasiana.com/bagindoarrahman

      lihat yang berjudul Gunung Merapi,”perjanjian GIYANTI” sudah habis raden.

      Baru saya edit nambahkan alinea terakhir perjanjian Giyantinya. Klo nulisnya tanggal 3 November 2010. Crosscek dengan pernyataan tokoh supranaturat Permadi yang mengatakan kraton jogya sudah tidak ada keturunannya lagi.

      Maaf, saya bukan paranormal, saya hanya sejarahwan

      Komentar oleh bagindoarrahman | November 7, 2010 | Balas

  18. […] Sang Raja yang ternyata dicuri oleh Ratu Jin, yang bernama Mustokoweni. (cerita ini diambil dari posmo. Cerita lanjutannya bisa ditanyaken pada ahlinya Mas Sedjatee disini atau pada sahabat kami yang […]

    Ping balik oleh Indonesia Duaribuempatlima « Biar sejarah yang bicara …….. | September 29, 2010 | Balas

  19. pesugihan aman dan halal, sms/tlp bunda dewi 0857-4921-6286 maaf hanya utk fakir miskin dan mereka2 yg sangat2 membutuhkan bantuan / kepepet

    Komentar oleh bunda dewi 0857-4921-6286 solusi bebas hutang dan kekayaan, biaya belakangan | Oktober 8, 2010 | Balas

  20. SEKEDAR MENGINGATKAN SAJA. MAAF KALAU KATA-KATA YANG DITULIS KURANG BERKENAN ATAU TIDAK SESUAI DENGAN PEMIKIRAN ANDA. SILAHKAN DICERNA DAN DIKAJI.
    Kejadian demi kejadian yang terjadi di negeri ini bukanlah disebabkan oleh pusaka negeri ini yang hilang dicuri oleh yang disebut nyi roro kidul! Nyi roro kidul bukanlah sosok jin yang menyeramkan seperti yang pada umumnya diceritakan atau dilegendakan sebagai sosok yang seram. Beliau ini sebenarnya bukanlah sosok yang sedemikian rupa. Karena kebanyakan orang menghakimi bahwa dia sebagai penguasa pantai selatan.beliau ini sebenarnya bukanlah sosok yang sedemikian rupa kalau belum tahu betul siapa dia, dari mana asal usulnya dia dan belum tahu riwayat dia yang sebenarnya. tergantung niat orang ingin bertemu dengan dia.
    bencana di negeri ini bukan disebabkan oleh pusakan keprabon yang hilang atau apapun yang berkaitannya dengan kebatinan. tetapi karena manusia ini! tingkah laku manusia yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya sehingga alam ini tidak menerima atau menampung hawa manusia yang sedemiakian hebatnya sehingga alam mengembalikan lagi kepada manusia. hawa yang ditampung oleh alam sudah penuh seperti ember yang diisi oleh air terus-menerus yang pada akhirnya akan luber atau tumpah. manusia sudah tidak lagi mengindahkan larangan dari yang kuasa dan banyak manusia yang menyembah dunia maka tahun 2010 ini disebut dengan TAHUN PENUNTUTAN, dimana tahun ini akan menuntut setiap umat manusia di seluruh alam semesta ini yang cinta atau menyembah kepada dunia dan konsekuensinya seperti sekarang ini. dunai kembali akan menuntut kepada manusia yang menyembah kepada dunia, oleh karena dunia sebenarnya tidak mau disembah. konsekuensinya yang terjadi sekarang kita lihat sekarang ini tidak perduli manusia tersebut baik atau buruk perilakunya. pokoknya alam sudah tidak kuat lagi menahan hawa manusia dan harus ditumpahkan atau dikembalikan lagi kepada manusia. “HANYA YANG AKAN SELAMAT DARI KEJADIAN INI BAGI SIAPA SAJA YANG SELALU INGAT KEPADA ALLAH SWT. SAK BEGJA-BEGJANE MANUNSA LUWIH BECIK WONG KANG ELING LAN WASPADA”
    oleh karena itu kejadian ini

    Komentar oleh wahyu | November 14, 2010 | Balas

  21. ya ya ya…………..

    Komentar oleh galih prastyo | Maret 3, 2011 | Balas

  22. bencana yang terjadi di negeri kita ini bukanlah cobaan dari Allah SWT. kenapa bukan dari Allah SWT dunia ini sebenarnya bahan dari manusia. karena manusia tidak bisa menahan hawa nafsu, maka alam ini tidak bisa menahan hawa dari manusia sehingga dikembalikan lagi ke manusia. kalau manusia bisa menahan hawa tersebut maka tidak akan terjadi bencana bencana yang tersjadi sekarang ini. coba kitq lihat cuaca yang tak menentu. musim tidak bisa dipastikan. semua itu karena ulah manusia. alam tidak kuat menahan hawa manusia sehingga dikembalikan lagi ke manusia. mengenai benda – benda pusaka tidak usah dibahas atau diagungkn, karena benda tersebut sebenarnya tidak mau diagungkan atau disembah. dia sendiri (benda pusaka/khodam yang ada di benda pusaka tersebut) ingin juga sempurna seperti kita manusia dalam artian benda tersebut ingin kembali ke Allah karena dia (benda pusaka) berasal dari Allah maka ingin juga kembali kepadaNya seperti kita manusia.

    Komentar oleh wahyu | Maret 3, 2011 | Balas

  23. kapan bencana dinusantara akan berhenti……? nanti kalau pemimpin pilihan allah dijadikan pemimpin bangsa. bukan karena kesaktiannya akan tetapi karna doanya pada allah yang maha pencipta dan pengatur atas mahluknya untuk memberikan kesempatan atas rakyat kembali ke jalan yang benar.pada hakekatnya bencana yang melanda bumi nusantara ini bukanlah ujian akan tetapi azab allah atas mahluknya akibat kesalahan kita sendiri dengan rakusnya mengeksplotasi sumber alam untuk memperkaya diri,bukan kepentingan orang banyak,maka sebaliknya alam akan menghajar kita habis-habisan dengan korban nyawa dan harta benda, untuk menjaga keseimbangan alam karna manusia yg telah banyak,alam pulalah yang akan menstabilkan.

    Komentar oleh prabu haryang kencana | Maret 29, 2011 | Balas

  24. sebenarny bencana demi bencana yang melanda indonesia selama ini di karenakan ulah kita sendiri, kita harus merenung,kenapa tuhan selalu memberi bencana pada bangsa indonesia, dari sunami sampai gempa bumi,tanah longsor,dan banjir,jadi jangan di sangkut pautkan dengan mistik atau apa,ini semua berlaku karena tuhan sudah murka dengan tingkah laku semua manusia,marilah kita mengintrukpeksi diri kita masing2,kenapa semua ini bisa berlaku pada negeri kita indonesia tercinta ini…wasalam..

    Komentar oleh joko | Agustus 3, 2011 | Balas

  25. Kejadian dahsyat yang terjadi secara beruntun dan tiba-tiba biasanya adalah adanya perubahan besar yang drastis dalam kehidupan. Ini hanyalah secuil hipotesa mengenai alasan atau sebab-sebab dari kejadian-kejadian yang “menarik hati” masyarakat luas. Tapi lihatlah ada teori kesamaan pola, [baca tanda (=) dengan sepola], atom=planet, air=semut-semut. Bukannya tdk mungkin ada kesamaan dengan manusia. Ayo lirik teori Newton, Gaya ketika berubah arah maka akan terjadi suatu pergolakan vektor, Mungkinkah begitu?

    Komentar oleh Bayu Kusuma | November 12, 2011 | Balas

  26. Gimana caranya mempelajari ilmu pelet?

    Komentar oleh Kenan Fakhrur Rozi | November 30, 2011 | Balas

  27. Gimana caranya mempelajari ilmu pelet,mksih..

    Komentar oleh Kenan Fakhrur Rozi | November 30, 2011 | Balas

    • buat apaan sih ilmu pelet? klu hanya digunakan untuk merusak umat manusia percuma mempelajarinya !!!

      Komentar oleh wahyu | Desember 2, 2011 | Balas

  28. Oo..

    Komentar oleh Kenan Fakhrur Rozi | November 30, 2011 | Balas

  29. nice artikel. tapi koq website posmo ini ga pernah update lagi sih? tolong dong di update lagi.

    Komentar oleh niken | Desember 17, 2011 | Balas

  30. assalam ini saat nya bumi gonjang -ganjing hati2 dan saya mengajak semua elemen rakyat indonesia tuk banyak2 istighfar

    Komentar oleh cecep arief syaepullah sag | Februari 28, 2012 | Balas

  31. Kami team global aset dunia pimpinan NEIL KEENAN dan global aset nusantara (bumiina foundation) yang dipimpin oleh MARTHA WIBAWA sedang bersiap melakukan lawsuit (penuntutan) kepada Federal Reserve dan bank central grup G7 di ICJ Genewa, yang sejak tahun 1927 dan tahun 1961 tidak pernah membayar sewa collateral dunia dan nusantara yang mereka pakai untuk mencetak uang2 dollar nya, mohon do’a restu dari seluruh rakyat nusantara semoga dana hasil dari tuntutan ini bisa digunakan untuk mensejahterakan rakyat nusantara, klik aja nama kedua orang tersebut di yahoo atau google, wassalam

    Komentar oleh Ruddy | Juni 17, 2012 | Balas

  32. Awalnya sebelum terjadi bencana
    Senja yang temaram suasana hari kamis, 21 oktober 2004 itu sedang ramai acara televisi menyiarkan acara pelantikan Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
    Waktu menunjukkan jam 15.15 sudah waktunya masuk shalat Ashar, aku bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu setelah itu aku mengambil sarung dan peci untuk melaksanakan Shalat Ashar . Pada jam 15.30 WIB setelah shalat ashar aku berzikir . sedang khusuknya berzikir tiba- tiba ada sesosok gaib tinggi besar kulitnya hitam wajahnya bulat matanya besar dan sorot matanya tajam kemerahan dan bertaring serta perut besar dada berbulu, berjenggot tebal dengan rambut keriting gimbal tertawa di hadapanku seraya mengejek .
    “ Hua ha ha ha ha hai Sri Rama kemunculanmu akan tetap kuhalangi dengan berbagai cara dan orang didunia ini tidak akan pernah percaya kepada dirimu hua ha ha ha ha aku akan menebar jaring jala sutra diseluruh dunia dan terutama negeri yang kamu diami, akan kubuat kacau balau / berantakan dan sebentar lagi akan kubuat bencana besar besaran. Mereka semua akan terpengaruh oleh jaring jala sutraku sehingga akan terjadi permusuhan, peperangan, bentrokan dimana-mana daegitu lancing n aku akan bersatu dengan Rahwana (Dasamuka) yang sekarang sudah bebas dari penjara yang kau buat di Gunung Ungaran Semarang Hua ha ha ha ha . . . . tahukah kau wahai Ramawijaya . . . Hanoman yang menjaga Gunung Ungaranpun tidak tahu kalau Rahwana (Dasamuka) telah bebas . . . . Ha ha ha ha “
    “ hai Iblis siapa gerangan engkau ? sungguh lancang melepaskan tawanan dunia “
    “ Wahai Sri Rama sudah lupakah kau terhadapku? Akulah Batara Kala ….”
    Amarahku memuncak segera kupentang panah gaib Goa Wijaya dan busur gaib Dewa Syiwa tetapi Raksasa yang bernama Batara Kala tadi langsung lari pontang panting menghindar dan aku segera meraga sukma keluar dari pisikku menjadi Sri Rama membawa Busur dan anak panah. Ku kejar dia dengan segenap kemampuanku tubuhku melayang terbang mengejarnya melewati bukit dan gunung tetapi sayang . . . . . aku gagal mengejarnya dia menghilang entah kemana.
    Aku kembali kedalam tubuh pysikku, aku merasa lelah sekali nafasku memburu seperti orang habis berlari sungguhan keringat mengucur deras di tubuhku.
    Aku lalu berdo’a “ Ya Allah jangan timpakan bencana kepada rakyat ini kasihanilah mereka dan lindungilah mereka dari angkara murkanya Batara Kala. Ya Allah ya Tuhanku ampunilah dosa bangsa ini dan hindarkan dari bencana yang akan menimpa mereka “
    Lalu malamnya setelah shalat Magrib kupanggil gaib Hanoman.
    “ Ada apakah gusti prabu memanggil hamba “. Katanya sambil bersimpuh menjura kedepan.
    “ Hanuman . . . aku sengaja memanggilmu karena Rahwana sudah lepas dari penjara di gunung yang kau jaga “
    “ Ampun gusti itu semua tidak mungkin karena ketika gusti menggunakan aji pameling memanggil hamba dia masih berada ditempatnya di jepit 2 gunung dan sebelum kesini hamba masih memeriksanya” sangkal hanoman.
    “ Adikku hanuman . . . sebelum kau datang ke tempatku ini Batara Kala datang memberitahuku dan mengatakan bahwa dia telah membebaskan Rahwana.”

    Hanoman terdiam sejenak sambil tertunduk rasa tidak percaya.
    “ Adikku hanuman pergilah sekarang aku akan menggunakan ajian Kala Chakra dari sini lalu periksa kembali “
    “ Baik gusti prabu hamba laksanakan titah gusti “ Hanuman menjura lalu pergi melesat bagaikan angin.
    Azan menggema tanda masuk Shalat Isya aku bergegas ambil air wudhu lalu melakukan shalat isya setelah selesai shalat aku nendengar orang menangis di belakangku dan ketika aku menoleh ternyata Hanuman sudah bersujud di belakangku.
    “ Duuuuh ampuni segala kehilafan hamba gusti . . . ternyata Rahwana tidak ada ditempat, dia telah hilang. lalu Hanoman minta maaf sambil menangis
    “ Sudahlah Hanuman mungkin ini adalah takdir tapi setidaknya kau harus berusaha mengejar Batara Kala dimanapun dia berada .” setelah menjura berulang ulang Hanoman pergi melesat menerobos gelapnya malam.
    Tapi siapa yang mau percaya cerita ini . . . ????
    Apakah anda pembaca percaya ??? ataukah pemerintah percaya ? ataukah para Alim Ulama, Pendeta, para Shurama percaya? atau para Pembesar Agung di dunia ini ? Mungkin kalau saya cerita dianggap orang gila yang sedang cari popularitas . . . . . ? TIDAK.!
    Akhirnya saya hanya ceritakan semua ini kepada murid murid saya yang belajar spiritual dan penyembuhan kepada saya.

    Komentar oleh Rama Wijaya | Oktober 27, 2012 | Balas

  33. sebenarnya banyak yang ingin saya ceritakan tentang sebab terjadinya bencana di mulai dari pelantikan SBY sampai sekarang tetapi apakah POSMO percaya? dulu saya pernah mengirim artikel dan di muat di posmo tahun 2004. semua kejadian saya catat tanggal, bulan dan tahunnya serta waktu.jamnya. trims

    Komentar oleh Rama Wijaya | Oktober 29, 2012 | Balas

  34. salam rahayu semuanya,

    Komentar oleh cakramahkota44 | Juni 13, 2017 | Balas


Tinggalkan Balasan ke revona yulianto Batalkan balasan